Vaksin Booster Terbukti Efektif Lawan Omicron, Risiko Rawat Inap Berkurang 90%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksin booster terbukti efektif melawan Covid-19 varian Omicron . Temuan ini berdasarkan studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang menyoroti vaksin booster dapat mengurangi risiko rawat inap hingga 90% terhadap Omicron.
Ini adalah studi besar pertama di AS yang melihat perlindungan vaksin terhadap Omicron. Studi ini juga menyoroti bahwa orang yang tidak divaksinasi berada pada risiko tertinggi terinfeksi Covid-19 dan dapat dirawat di rumah sakit dengan gejala yang parah.
Premis dari penelitian ini adalah efektivitas vaksin mRNA (VE) dalam mencegah Covid-19 menurun karena berkurangnya kekebalan yang diinduksi vaksin. Studi pertama mengamati hampir 88.000 rawat inap di 10 negara bagian AS dari Agustus 2021 hingga sekarang.
Ditemukan bahwa meski mendapatkan dua suntikan vaksin adalah 57% efektif untuk mencegah rawat inap terhadap Omicron, dosis penguat memberikan kekebalan yang lebih baik pada 90% ketika sudah setidaknya 6 bulan setelah suntikan kedua.
Selain itu, vaksin booster 82% efektif untuk mencegah kunjungan ke ruang gawat darurat dan pusat perawatan darurat. Sebagai perbandingan, dua dosis vaksin hanya memberikan 38% efektif jika setidaknya 6 bulan setelah suntikan kedua.
Studi kedua melihat jumlah kasus Covid-19 dan tingkat kematian di 25 negara bagian AS dari 4 April hingga 25 Desember 2021. Studi tersebut menunjukkan bahwa individu yang divaksin booster lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi Omicron.
Dilansir dari India Today, Minggu (23/1/2022) studi tersebut menemukan bahwa dari sampel populasi 100 ribu orang, ada 149 kasus di antara orang-orang yang dikuatkan sementara ada 255 kasus di antara orang-orang yang menggunakan dua dosis vaksin Covid-19.
Studi ketiga, yang melibatkan ilmuwan CDC, diterbitkan dalam jurnal medis Journal of American Medical Association (JAMA). Studi tersebut menemukan bahwa orang divaksin booster 67% lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan infeksi simtomatik.
Namun, dua dosis tidak memberikan perlindungan yang signifikan terhadap Omicron ketika diukur beberapa bulan setelah selesainya seri aslinya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Ini adalah studi besar pertama di AS yang melihat perlindungan vaksin terhadap Omicron. Studi ini juga menyoroti bahwa orang yang tidak divaksinasi berada pada risiko tertinggi terinfeksi Covid-19 dan dapat dirawat di rumah sakit dengan gejala yang parah.
Premis dari penelitian ini adalah efektivitas vaksin mRNA (VE) dalam mencegah Covid-19 menurun karena berkurangnya kekebalan yang diinduksi vaksin. Studi pertama mengamati hampir 88.000 rawat inap di 10 negara bagian AS dari Agustus 2021 hingga sekarang.
Ditemukan bahwa meski mendapatkan dua suntikan vaksin adalah 57% efektif untuk mencegah rawat inap terhadap Omicron, dosis penguat memberikan kekebalan yang lebih baik pada 90% ketika sudah setidaknya 6 bulan setelah suntikan kedua.
Selain itu, vaksin booster 82% efektif untuk mencegah kunjungan ke ruang gawat darurat dan pusat perawatan darurat. Sebagai perbandingan, dua dosis vaksin hanya memberikan 38% efektif jika setidaknya 6 bulan setelah suntikan kedua.
Studi kedua melihat jumlah kasus Covid-19 dan tingkat kematian di 25 negara bagian AS dari 4 April hingga 25 Desember 2021. Studi tersebut menunjukkan bahwa individu yang divaksin booster lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi Omicron.
Dilansir dari India Today, Minggu (23/1/2022) studi tersebut menemukan bahwa dari sampel populasi 100 ribu orang, ada 149 kasus di antara orang-orang yang dikuatkan sementara ada 255 kasus di antara orang-orang yang menggunakan dua dosis vaksin Covid-19.
Studi ketiga, yang melibatkan ilmuwan CDC, diterbitkan dalam jurnal medis Journal of American Medical Association (JAMA). Studi tersebut menemukan bahwa orang divaksin booster 67% lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan infeksi simtomatik.
Namun, dua dosis tidak memberikan perlindungan yang signifikan terhadap Omicron ketika diukur beberapa bulan setelah selesainya seri aslinya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
(dra)